Syukuran adalah suatu acara selamatan yang dilaksanakan oleh seseorang, suatu keluarga atau suatu komunitas untuk merayakan suatu hal, misalnya : kenaikan jabatan, keberhasilan, kesembuhan, kebahagiaan, keberuntungan, keselamatan dan lain sebagainya. Orang melaksanakan syukran untuk memengucapkan terimakasih atau rasa syukur kepada Tuhan atas hal yang dialaminya.
Dalam syukuran biasanya ada jamuan makan yang disajikan kepada undangan yang hadir ataupun sumbangan yang dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan (misalnya : anak-anak di panti asuhan, anak-anak jalanan, lansia di panti jompo dan sebagainya). Mensyukuri sesuatu tidaklah mesti dilakukan dengan melaksanakan syukuran. Dengan berdoa pun, seseorang dapat menyatakan syukurnya kepada Tuhan.
Bersyukur merupakan ciri dan cara hidup orang beriman. Pada kenyataannya, orang dapat bersyukur, tidak hanya karena ada hal-hal positif sebagaimana disebutkan di atas. Orang dapat juga bersyukur karena hal yang menurut kebanyakan orang adalah hal-hal negatif, misalnya: kendala dalam pekerjaan, kegagalan, kesakitan, kekecewaan, kemalangan, kecelakaan dan lain sebagainya. Singkatnya, orang beriman dapat senantiasa mensyukuri apa yang ada .
Kebanyakan orang memiliki pandangan bahwa segala yang positif dan segala yang baik berasal dari Tuhan, sehingga hal-hal yang positif dan baik itu patut disyukuri. Sementara hal-hal yang negatif dan buruk seringkali tidak disyukuri karena dianggap bukan berasal dari Tuhan. Kita mesti memahami bahwa terkadang Tuhan mengizinkan kita mengalami hal yang negatif dan buruk, supaya kita tetap menyadari bahwa , sebagai manusia, kita pun memiliki kelemahan dan keterbatasan. Dengan cara pandang seperti itu, kita akan menjadi orang-orang yang mengandalkan Tuhan dalam segala hal, sehingga kita dapat mensyukuri apa yang ada, karena mengimani bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala keadaan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang berharap kepada-Nya